Sabtu tanggal 16 April 2016 sekitar pukul 09.30 wib IKAPI Jatim menggelar acara musyawarah daerah di Gedung Hotel Sahit surabaya yang bertajuk “Membangun Budaya Baca, Mewujudkan Kemajuan Bangsa”. Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf yang akrab di panggil Gus Ipul juga turut hadir untuk membuka Acara Musda IKAPI 2016.
Topik pertama yang saat ini tengah di perbincangkan di dunia perbukuan Nasional tentang minimnya minat baca masyarakat, menurut data statistik UNESCO tahun 2012 menyebutkan bahwa indeks minat baca di Indonesia baru mencapai angka 0,001. Yang artinya dari 1000 penduduk Indonesia, hanya satu warga yang tertarik untuk membaca. Menurut indeks pembangunan pendidikan UNESCO, Indonesia berada di nomor 69 dari 127 negara. Angka ini tentu sangat Menyedihkan dan Memprihatinkan. Keprihatinan kita makin bertambah jika melihat data UNDP yang menyebutkan angka melek huruf orang dewasa di Indonesia hanya 65,5%, sebagai perbandingan di Malaysia angka melek hurufnya mencapai 86,4%. Sebagian pihak menyalahkan harga buku yang di nilai tidak terjangkau. Tapi mungkin kita juga bissa bertanya, berapa dana yang dihabiskan anak-anak kita untuk memenuhi kebutuhan Telekomunikasi? Dengan kata lain, sebenarnya kemampuan untuk membeli buku itu ada.
Menyikapi Fenomena rendahnya budaya baca ini, sejak akhir tahun lalu Kemendikbud menggalakkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yakni kegiatan wajib membaca buku non pendidikan selama 15 menit setiap hari sebelum jam pelajaran di mulai. GLS ini juga di payungi oleh sebuah Peraturan Kemendikbud tahun 2015. Kota Surabaya bahkan sudah lebih dulu melaksanakan gerakan ini jauh sebelum Kemendikbud membuat program ini, saat itu juga IKAPI menganugerahkan IKAPI AWARD kepada Ibu Walikota Surabaya Tri Rismaharini. Saat ini beberapa Kota dan Kabupaten lainnya juga telah Memproklamirkan diri sebagai kota atau kabupaten Literasi. IKAPI juga melibatkan diri dalam beberapa kegiatan pencangan kota atau kabupaten Literasi. Kita tentunya berharap kegiatan ini akan semakin menumbuhkan minat baca di masyarakat, agar kebiasaan membaca ini menjadi budaya kita dimasa depan.
Topik kedua tentang Fenomena penerbitan buku Digital atau lazim dikenal dengan istilah E-Book, belum lagi Aplikasi berbasis buku yang dapat di unduh melalui Smartphone. Tentu kita tidak dalam posisi membenturkan keduanya, karena sebenarnya masing-masing mempunyai pasar yang berbeda. Keduanya semestinya seiring sejalan dengan berkembangnya teknologi yang membawa manfaat bagi masyarakat banyak yang tidak bisa di halangi, namun pada saat yang sama penerbitan buku cetak juga tetap harus di jaga Pertumbuhan dan Perkembangannya. Ada begitu banyak lapisan masyarakat yang belum terjamah oleh Teknologi Buku Digital, belum lagi kenyamanan membaca buku versi cetak di atas kertas yang sampai saat ini belum bisa ditandingi oleh produk digital. Sudah banyak penerbit yang bekerja sama dengan para penyedia teknologi untuk menerbitkan eBook, IKAPI sendiri ikut menjembatani komunikasi para anggota dengan para penyedia Teknologi eBook. Pada akhirnya tentu keputusan akhir ada di penerbit sendiri, naskah mana yang akan dijadikan eBook dan mana yang akan di Cetak. Para penerbit Internasional di negara maju masih tetap menerbitkan buku cetak, sejalan dengan bertumbuhnya eBook di negara mereka.
Sekum IKAPI Pusat Nurcholis Ridwan mengatakan “Musda adalah salah satu sarana bagi kita untuk berdiskusi memikirkan kendala-kendala bisnis kita dan bagaimana mengatasinya, selain itu IKAPI juga terbuka untuk berdiskusi dan bekerja sama dengan semua pihak. Termasuk Pemerintah untuk merumuskan ide-ide kreatif untuk selanjutnya kita sodorkan kepada para penerbit” tuturnya.
Wagub Jatim Saifullah Yusuf juga mengatakan “Buku-buku harus tersedia di desa-desa agar minat baca di daerah Meningkat, menghimbau kepada anggota IKAPI lebih kreatif lagi untuk menghadapi kemajuan teknologi saat ini dan bisa bersaing menghadapi MEA” tuturnya.
Hasil Musda IKAPI Daerah Jatim telah terpilih Ketua yang baru yaitu Dr. Drs. H. Fatkul Anam, M.Si, yang juga Pimpinan penerbit Media Ilmu dengan masa jabatan Tahun 2016 – 2021 menggantikan H. Abdul Muiz Nahari yang telah memimpin selama dua periode.
Penerbit Karunia 